Minggu, 24 Agustus 2014


Resensi Prosa Fiksi

Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan,  penilaian,  pertimbangan,  atau  pembicaraan  suatu  karya  sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan fiksi atau nonfiksi tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun resensi novel atau cerpen adalah sebagai berikut.
1.  Tema :a.   Apakah tema cerita itu?
           b. Apakah tema itu dapat diterima sebagai kebenaran umum?
2.   Alur : a.    Pola apa yang dipakai pengarang untuk membangun ceritanya?
         b.   Insiden apa yang dipilih untuk mengembangkan tema cerita itu?
         c.    Apakah ada hubungan wajar antara peristiwa cerita dengan tema?
         d.   Mengapa   suatu   peristiwa   lebih   menonjol   dari  peristiwa lainnya?
         e.    Apakah  peristiwa  demi  peristiwa  saling  berkaitan?
         f.    Apakah pengembangan peristiwa disusun secara rapih?
         g.   Bagaimana hubungan peristiwa dengan perjalanan hidup tokoh utamanya?
3.  Latar :a.  Kapan dan di manakah peristiwa atau cerita itu terjadi?
          b.  Apakah latar berperan dalam pengembangan cerita?
4.  Tokoh :    a.  Bagaimana  karakter  tokoh  cerita  ditampilkan  oleh  pengarang?
                b. Apakah karakter tokoh dalam cerita memang wajar atau terkesan dibuat-buat?
                c. Bagaimana hubungan antar-tokohnya?
                       d. Apakah peranan tokoh dapat menghidupkan alur cerita?
5.  Sudut Pandang :  a.     Dari sudut siapakah pengarang memaparkan ceritanya?
                             b. Apakah sudut pandang yang dipilih konsisten dalam seluruh ceritanya?
6.  Amanat : a.     Bagaimana  pengarang  memberikan  pesan  /  amanat  dalam ceritanya?
               b.     Apakah amanat yang disampaikan pengarang dalam ceritanya?
                c.     Bagaimana pengarang menyampaikan amanat ceritanya terkesan menggurui ?
7.  Bahasa    a.     Gaya bahasa apakah yang dipakai pengarang dalam bercerita?
               b.     Apakah bahasa yang dipergunakan berkesan dan sugestif?
               c.     Apakah gaya bahasa yang digunakan wajar, tepat, dan hidup?
Dalam  meresensi  prosa,  penulis  resensi  dapat  pula  mengupas sedikit mengenai unsur ekstrinsik prosa yang diresensi. Unsur-unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut:
(1)   latar belakang pengarang
(2)   tujuan membuat karya
(3)   kondisi sosial budaya dan lingkungan yang memengaruhi karya itu tercipta
(4)   kultur budaya pengarang
(5)  pengalaman pengarang
Di samping mengamati unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, kita juga  harus  melihat  keunggulan  dan  kelemahan  karya  sastra  tersebut. Keunggulan bukan hanya dari sisi cerita saja tapi juga dari segi fisik buku, misalnya  gambar  sampul,  ilustrasi,  pembagian  subjudul,  atau  kualitas kertas. Demikian juga pada aspek kelemahan atau kekurangannya.
Contoh resensi novel :
KISAH KEHIDUPAN MANUSIA
Judul                  :  Belenggu
Pengarang        :  Armijn Pane
Penerbit             :  Dian Rakyat
Tahun                 :  1983, Cetakan XVII 1995
Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya urung menjadi salah satu novel klasik  modern  Indonesia  yang  harus  dibaca  oleh  orang  terpelajar  di Indonesia.
Armijn Pane ialah seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman baru. Hal ini memengaruhi isi cerita sehingga dianggap sebagai sesuatu yang baru.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita.
Gaya bahasa yang dipergunakan dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Pengarang novel ini banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembacanya tidak mengerti dan harus menerka sendiri maksudnya. Di dalam karyanya, pengarang pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara menarik sehingga menimbulkan suasana romantik.
Para  tokoh  yang  dilukiskan  dalam  novel  ini  hampir  menyerupai karikatur   karena   terlalu   berlebihan.   Dalam   melukisnya,   pengarang melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran Armijn terhadap tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun demikian, buku ini membawa kemajuan bagi sastra Indonesia karena cara penyampaiannya yang unik. Tidak rugi kita mencoba membacanya.

Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, pengarang mengajarkan kita untuk berbagi dan berkorban untuk orang lain. Hal yang menarik dari cerita ini permainan perasaan pengarang yang memberikan suasana romantis. Pengarang menyelipkan pertanyaan yang tersirat dari awal hingga akhir cerita.

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar